Alarm Bencana DAS Ciayumajakuning: Kerusakan Hulu Gunung Ciremai Ancam Banjir dan Krisis Air Hilir
KUNINGAN, pemudakuningan – Aktivis masyarakat peduli lingkungan Kuningan, Yudi Setiadi, menyampaikan peringatan keras terkait kondisi hulu Gunung Ciremai yang dinilai menjadi faktor penentu meningkatnya ancaman banjir dan krisis air di wilayah hilir Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan).
Menurut Yudi, persoalan ini bukan sekadar isu lokal Kuningan, melainkan persoalan Daerah Aliran Sungai (DAS) lintas wilayah yang berdampak sistemik dan berkelanjutan. Kerusakan di hulu akan selalu berujung pada bencana di hilir.
“Ini bukan opini, tapi hukum alam dan hukum hidrologi. Air selalu mengalir dari atas ke bawah. Hilir pasti menanggung akibat dari apa yang terjadi di hulu,” tegasnya.
Berdasarkan peta resmi Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk–Cisanggarung, wilayah Cirebon dan sekitarnya berada di bagian hilir DAS strategis seperti DAS Cimanuk dan DAS Cisanggarung, termasuk sub-DAS Cilutung, Ciwaringin, Kalibunder, dan Bangkaderes. Seluruh DAS tersebut berhulu di kawasan Gunung Ciremai, yang selama ini berfungsi sebagai menara air alami Jawa Barat bagian timur.
TNGC Penyangga Ekologis Utama Jawa Barat Timur
Gunung Ciremai berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dengan luas sekitar 14.841 hektare, menjadikannya kawasan konservasi terluas di Provinsi Jawa Barat. Secara administratif, kawasan ini membentang di tiga kabupaten, dengan sekitar 59 persen berada di Kabupaten Kuningan dan 40 persen di Kabupaten Majalengka, sementara sisanya di Kabupaten Cirebon.
Dengan topografi pegunungan yang curam hingga sangat curam serta ketinggian puncak mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut, Gunung Ciremai menjadi hulu berbagai DAS penting yang menopang kehidupan jutaan warga di wilayah hilir.
“Kawasan ini bukan hanya hutan, tapi benteng alami mitigasi bencana, pengendali iklim mikro, dan penyangga utama ketersediaan air,” ujar Yudi.
Rantai Bencana dari Hulu ke Hilir
Secara hidrologis, seluruh air hujan yang jatuh di hulu Ciremai mengalir melalui zona gunung–geger–pasir–monggor, menyatu dalam sub-DAS di Kuningan dan Majalengka, lalu bermuara ke DAS Cimanuk dan Cisanggarung sebelum akhirnya mengalir ke Laut Jawa.
Ketika hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi terjadi selama beberapa hari berturut-turut, tanah di hulu akan mengalami kejenuhan (soil saturation). Akibatnya, air tidak lagi terserap, melainkan berubah menjadi aliran permukaan (runoff) yang meluncur cepat di lereng curam gunung api Ciremai.
“Jika tutupan lahan rusak, air bukan hanya membawa volume besar, tapi juga sedimen dan material tanah. Ini mempercepat pendangkalan sungai, merusak irigasi, dan meningkatkan risiko banjir bandang hingga ke wilayah Pantura,” jelasnya.
Dampaknya, lanjut Yudi, tidak berhenti di kawasan atas. Sungai meluap, sawah terendam, permukiman terdampak, hingga krisis air bersih di wilayah hilir seperti Cirebon dan Indramayu menjadi konsekuensi yang tak terelakkan.
Kearifan Lokal Sunda dan Seruan Penyelamatan
Yudi juga mengingatkan nilai kearifan lokal Sunda yang menempatkan Gunung Ciremai sebagai penyangga kehidupan, sebagaimana tersirat dalam Pupuh Nataan Gunung yang mempertanyakan posisi dan makna Gunung Ciremai sebagai tetengger nagara.
“Gunung Ciremai bukan sekadar bentang alam. Ketika gunung dirusak, maka geger, pasir, dan monggor kehilangan fungsi alaminya sebagai penahan air dan peredam bencana,” katanya.
Ia menegaskan bahwa penanganan bencana tidak bisa hanya bertumpu pada proyek teknis di hilir seperti tanggul atau normalisasi sungai. Selama kerusakan hulu dibiarkan, banjir akan terus berulang.
“Oleh karena itu, mitigasi bencana harus berbasis DAS secara utuh, lintas wilayah dan lintas sektor, dengan memulihkan fungsi lindung hulu Gunung Ciremai dan menghentikan aktivitas yang merusak daya dukung lingkungan,” tegasnya.
Menurutnya, menyelamatkan hulu Gunung Ciremai adalah satu-satunya cara rasional untuk menyelamatkan Cirebon dan seluruh wilayah hilir dari bencana ekologis yang terus berulang.
.AY

Posting Komentar