Final Futsal Pelajar Kuningan Tembus Larut Malam: Abaikan Jam Produktif Sekolah, Langgar Aturan Gubernur?
Kuningan, (PK) – Final futsal antar pelajar yang melibatkan siswa SD, SMP, hingga SMA di Kabupaten Kuningan mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Hingga pukul 21.30 WIB, pertandingan masih berlangsung tanpa tanda-tanda usai. Padahal, esok hari merupakan jam produktif sekolah yang menuntut para pelajar kembali fokus belajar.
Kondisi ini dinilai tidak hanya merugikan peserta didik yang membutuhkan waktu istirahat cukup, tetapi juga diduga menabrak aturan gubernur terkait pembatasan aktivitas malam.Ironisnya, acara yang berlangsung hingga larut ini justru dihadiri oleh Kepala BKPSDM Kabupaten Kuningan sebagai ketua ASKAB.
“Bagaimana bisa kegiatan resmi yang jelas-jelas melibatkan anak-anak dibiarkan molor sampai malam hari? Aturan gubernur soal jam malam seakan diabaikan begitu saja. Bukankah ini memberi contoh buruk bagi generasi muda?” tegas seorang pemerhati pendidikan yang hadir di lokasi.
Kritik juga datang dari kalangan orang tua murid yang khawatir kesehatan dan konsentrasi anak-anak terganggu. “Besok anak-anak tetap harus sekolah. Kalau tidur terlalu larut, bagaimana mereka bisa optimal belajar?” ujar salah seorang wali murid.
Aktivis muda menambahkan, olahraga seharusnya menjadi sarana membangun karakter disiplin, bukan justru melahirkan ironi. “Final futsal ini jelas menunjukkan lemahnya manajemen waktu. Panitia dan pihak terkait seolah lebih mementingkan euforia acara ketimbang kepentingan anak sebagai pelajar,” ungkapnya.
Sorotan publik ini diharapkan menjadi evaluasi serius agar kegiatan serupa ke depan dijadwalkan dengan lebih bijak, disiplin, dan sesuai aturan yang berlaku. Jangan sampai semangat olahraga justru berubah menjadi cermin buruk tata kelola kegiatan yang abai terhadap pendidikan dan aturan pemerintah.
Sungguh miris, ketika turnamen olahraga yang seharusnya mengajarkan sportivitas justru memperlihatkan wajah asli manajemen yang serampangan. Bagaimana mungkin pemerintah daerah menutup mata, bahkan hadir seolah memberi legitimasi pada pelanggaran aturan yang sudah jelas diberlakukan?
Jika pejabat saja nyaman duduk menyaksikan acara hingga larut malam, lalu siapa yang peduli pada nasib anak-anak yang esok harus kembali ke kelas dengan mata sembab? Pertanyaan mendasar bagi kita semua: apakah prestise sebuah final futsal lebih penting daripada masa depan pendidikan anak-anak Kuningan?
.Abas Yusuf
Posting Komentar